Friday 3 February 2012

AIR MATA SANG PENDEKAR (5)

Semua kejadian itu terjadi empat purnama dari saat ini. Dan kini semua menyisakan sakit dan kerinduan yang tak tertahankan di dalam dada Siray. Kini dia telah berpisah dengan Arumi , gadis cantik kekasih yang sangat di cintainya itu.

Pagi itu matahari belum naik sepenggalah, tampak di sebuah dangau duduk seorang pemuda tampan berpakaian biru muda. Di depannya terpampang sebuah lukisan bergambar wajah seorang gadis cantik berpakaian merah. Dengan pandangan yang terus melekat ke arah lukisan , sesekali pemuda itu menunduk membaca sebuah tulisan yang tertulis di sebuah kain yang berukuran satu kali dua jengkal tangan. Di dalam kain itu tertulis sebuah kata-kata.


Kangmas Siray...saat ini aku belum siap untuk bertemu dengan Kiai dan Simbok.Dan juga sobat-sobat Kangmas di Padepokan 212 di Gunung Gede. Ada suatu hal yang harus dinda selesaikan saat ini. Dan Dinda tidak akan melibatkan Kangmas dalam urusan Dinda ini. Kalau semua urusan dinda sudah selesai Dinda pasti akan menemui kangmas Siray di Padepokan 212. Terima kasih Kangmas, semua kejadian malam tadi tidak akan pernah dinda lupakan.

Kekasihmu
Arumi


Pemuda berbaju biru muda di dangau itu bukan lain adalah Siray Sensaura atau yang bergelar Pendekar Kuas Sakti . Tampak mata pemuda itu berkaca-kaca, sesaat kemudian mengalirlah tetesan-tetesan air dari kedua matanya. Rupanya kepedihan dan kerinduanya akan kekasihnya begitu membuat perasaanya seperti tercabik-cabik. Sehingga pendekar gagah itu tak kuasa lagi menahan air mata yang mulai jatuh di pipinya.

“ Dinda Arumi......tak tahukah dinda dengan perasaan kangmas. Dinda ...saat ini Kangmas begitu merindukan dinda, kenapa dinda tidak pernah mengijinkan Kangmas untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang menimpamu dinda ? “.

“ Dinda Arumi...taukah dinda , kalau semua hari yang kangmas lalui terasa hampa tanpa kehadiran dinda “.

Kembali Siray Sensaura menangis di dangau tempat terakhir kali dia bersama dengan Arumi kekasihnya. Setelah lelah dengan perasaanya dan menumpahkan kerinduannya dengan memandangi lukisan kekasihnya, Siray Sensaura tampak tertidur di dangau itu.
Hari menjelang sore, matahari sudah bergerak ke peraduannya. Sinar jingga sore itu begitu indah menyemburat di ufuk barat. Pendekar Kuas Sakti terbangun dari tidurnya. Dengan bergegas dia kemudian menggulung kembali lukisan kekasihnya dan menyimpannya di balik pakaiannya. Saat dia akan bergerak meninggalkan dangau itu, matanya yang tajam melihat sosok berbaju hijau yang berkelebat cepat tidak jauh dari tempat itu.

“ Heh.....siapa itu, sepertinya aku mengenal siapa orang itu ? “, Siray Sensaura bertanya dalam hati.
Namun tanpa menunggu lama dia segera berkelebat cepat ke arah bayangan itu menghilang. Sementara itu, merasa ada yang mengikuti larinya sosok berbaju hijau yang ternyata seorang gadis itu kemudian berhenti. Dan dengan tidak menoleh kebelakang dia kemudian bertanya pada seseorang yang mengikutinya yang bukan lain adalah Siray Sensaura.

“ Ada keperluan apakah tuan mengikuti saya, ataukah mungkin tuan ingin menyampaikan sesuatu kepada saya “.

Siray Sensaura yang berhenti tidak terlalu jauh di belakang gadis berbaju hijau itu segera mengenali siapa adanya gadis itu.

“ Ratna Galih...bukankah yang berdiri di hadapanku ini Ratna Galih yang bergelar Pendekar Pedang Kembar dari Ranu Kumbolo ?”.

Gadis berbaju hijau yang mengenali suara yang memanggilnya itu segera menoleh kebelakang.

“ Kangmas Siray , ada keperluan apakah kangmas sampai ke tempat ini ?”.

Kini gadis itu balik mengajukan pertanyaan kepada Siray Sensaura. Dan memang benar gadis itu adalah Ratna Galih yang bergelar Pendekar Pedang Kembar dari Ranu Kumbolo, sebuah tempat indah yang berada di sekitar gunung Semeru.

“ Hahaha....di tanya malah bertanya balik “ , Siray menjawab sambil tertawa.

Ratna Galih hanya tersenyum., kemudian dia menjawab pertanyaan Siray .

“ Tidak ada apa-apa kangmas aku hanya berjalan menuruti langkah kaki ku saja kok “.

“ Kangmas sendirian saja di sini atau bersama seseorang kah ? “
Tampak Ratna Galih memandang sekitar, seolah mencari seseorang lain yang ada di tempat itu. Melihat hal itu Siray Sensaura tertawa.

“ Hahahahaha.......kamu pasti mencari Kangmas mu Adeck Cakep ya ?, tidak kok aku juga sendirian mengikuti kemana langkah kakiku ”.

Ratna Galih tertunduk malu karena Siray Sensaura tahu siapa yang dicarinya dan diharapkan ada bersama Pendekar Kuas Sakti saat itu. Karena Ratna Galih tahu kalau Siray adalah sahabat dari Adeck Cakep, salah seorang Pendekar dari Padepokan 212. Dan juga bukan menjadi rahasia lagi bagi para pendekar dari Padepokan212 bagaimana hubungan antara sobatnya dengan gadis cantik yang bernama Ratna Galih ini.

“ Ratna , tampaknya hari sudah mulai malam mari kita mencari tempat bermalam di desa yang tidak jauh dari tempat ini. Kalau tidak salah tidak jauh dari tempat ini ada sebuah desa, ayo kita kesana “.
Tanpa berkata apa-apa lagi gadis itu segera mengikuti Siray Sensaura berjalan ke arah barat, menuju desa terdekat. Dalam perjalanan keduanya lebih sering diam, seolah hanyut dalam pikirannya masing-masing.

(Bersambung)


0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home