Friday 3 February 2012

AIR MATA SANG PENDEKAR (7)

Hiaaattt.....hiaaattt......

Hanya beberapa saat cakar harimau dari tangan Dewi Sekar Melati akan merobek dada Ki Wanengpati dan Ki Lurah.
Dari balik kegelapan malam melesat sesosok bayangan yang kemudian menghantam cakar harimau itu.

Glaaarr.......

Sebuah benturan keras terjadi membuat tubuh Ki Wanengpati dan Ki Lurah terlempar bergulingan karena hempasan tenaga akibat beradunya pukulan Dewi Sekar Melati dengan seseorang yang menjadi penolong mereka , meskipun terluka karena terjatuh namun nyawa ke dua orang itu masih selamat.

Sementara itu tubuh Dewi Sekar Melati terdorong beberapa langkah kebelakang, kini di hadapannya telah berdiri seorang pemuda tampan berbaju biru muda yang memapaki serangannya tadi. Dua kakaknya segera melompat ke arah Dewi Sekar Melati, mereka segera menyalurkan tenaga dalam lewat punggung adiknya untuk mengatasi sesak akibat benturan tadi.
Di depan mereka seorang pemuda tampan berbaju biru muda juga tampak mengatur jalan pernafasan dan aliran darahnya tak teratur.
Disaat Dewi Sekar Kenanga dan dua adiknya memandangi pemuda tampan itu, tiba-tiba di samping pemuda itu telah berdiri seorang gadis cantik berbaju hijau.
Dengan penuh kemarahan Dewi Sekar Kenanga membentak , “ Hai siapa kalian yang berani mencampuri urusan kami Tiga Silmuan Dari Hutan Gondomayit ? “.

Dua orang itu bukan lain adalah Siray Sensaura dan Ratna Galih .
“ Hemmm.....maaf nona , kami hanya sekedar lewat di tempat ini dan tidak bisa melihat pembantaian di depan mata kami , “ Siray menjawab. Meskipun berkepala harimau namun Siray bisa mengenali dari pakaian dan lekuk tubuh ketiganya, kalau mereka adalah perempuan.

Grrrhhhh........
Terdengar geraman kemarahan dari Dewi Sekar Kenanga dan Dewi Sekar Mawar. Sementara itu Dewi Sekar Melati tampaknya masih bisa menahan kemarahanya, karena saat dia bertatap mata dengan pemuda itu dia telah terpikat dengan ketampanannya.

“ Oh....jadi kalian yang bergelar Siluman dari Hutan Gondomayit itu, aku sudah banyak mendengar cerita mengenai sepak terjang keganasan dan kebengisan kalian yang menggegerkan dunia persilatan akhir-akhir ini “, menyahuti Ratna Galih.

“ Hihihihihihihhih......

Dewi Sekar Kenanga tertawa melengking merobek keheningan malam, suaranya menggidikan bulu roma.

“ Kalau kalian berdua sudah tahu siapa kami, kenapa masih berdiri di situ ?
Cepat kalian angkat kaki dari tempat ini atau kami yang akan mengirim kalian ke neraka bersama cecunguk-cecunguk itu “.

Ki Lurah Surya Wiguna dan Ki Wanengpati serta beberapa pemuda desa Bringinsari yang masih hidup sedikit bernafas lega begitu melihat datangnya dewa penolong mereka. Dan merekapun berharap kedua dewa penolong itu adalah dua orang pendekar sakti yang akan mampu menghadapi kesaktian Tiga Siluman Hutan Gondomayit tersebut. Kemudian secara perlahan dan tanpa membuang kewaspadaannya mereka mundur dan menjauh dari arena pertarungan sebelumnya.

“ Maaf nona – nona cantik, mohon maaf bila aku dan sahabatku ini mencampuri urusan kalian , itu hanya karena kami memang tidak bisa menyaksikan keangkara murkaan dan kebiadaban terjadi di depan mata kami “, kali ini Siray Sensaura yang berbicara.
Saat ini wajah ketiga gadis berbaju merah telah kembali kebentuk semula, kedua tangannya juga telah berubah seperti tangan gadis cantik yang halus.

“ Tapi karena ulahmu itu sekarang kalian berdua harus menerima akibatnya, kami akan merobek-robek wajahmu yang tampan itu wahai pemuda baju biru “.

“ Dan kau juga tidak akan bisa bercermin untuk melihat wajamu yang cantik wahai gadis berbaju hijau “.

Saat itu Ratna Galih sudah yang memiliki perangai sedikit pemarah sudah akan melompat menyerang tiga gadis baju merah di depannya, namun tangan Siray menahannya.

“ Hmmm....nona-nona cantik cobalah untuk bertaubat dan kembali ke jalan yang benar, jangan kalian gunakan ilmu kesaktian yang kalian miliki untuk membuat malapetaka di muka bumi ini “, Siray mencoba berbicara lebih tenang.

“ Hihihiii......tahu apa kau dengan jalan yang benar atau yang salah , wahai pemuda baju biru ?”
“ Baiklah sebelum kami mengantar kau dan gadis temanmu itu menghadap raja neraka, cepta kalian terangkan siapa nama dan gelar kependekaran kalian “.

(Bersambung)

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home