Friday 3 February 2012

AIR MATA SANG PENDEKAR (13)

Sementara itu Siray sensaura juga sudah menggebrak kudanya menuju arah yang lain. Hampir seharian berkuda Siray Sensaura tampak letih, kemudian dia beristirahat di dekat sebuah sungai yang alirnya mengalir jernih. Dia pun segera melompat dari punggung kudanya , dia segera mengambil air sungai dengan kedua telapak tangannya dan kemudian meminumnya. Sementara kudanya juga mengikutinya meminum air sungai yang jernih itu.
Di pinggir sungai Siray duduk di bawah pohon yang rimbun, sehingga melindunginya dari sinar matahari, udaranya begitu sejuk. Sejenak dia mengeluarkan sesuatu di balik bajunya, sebuah lukisan wanita cantik. Lukisan Arumi kekasihnya. Di pandanginya lukisan itu dalam-dalam, seperti tersirat kerinduan yang begitu bergejolak dihatinya.

“ Dinda …..dinda Arumi , dimanakah dirimu sekarang dinda ? Aku sangat merindukan mu dinda “., Siray Sensaura terus memandangi lukisan wajah kekasihnya itu dalam hatinya juga berkata . “ Mengapa nasibku berkebalikan dengan nasib Sobat Adeck Cakep, dia saat ini sedang dicari-cari oleh seorang gadis cantik yang merindukannya , tapi aku...?

Begitu pilu mengiris hatinya yang sedang dilanda rindu , sehingga tanpa sadar butiran-butiran air bening menetes dari matanya dan membasahi pipinya .

“ Dinda....Arumiiiiii.......” ,dalam hati Siray Sensaura menjerit. Sehingga semakin deraslah airmata itu mengalir membasahi pipi dan juga bajunya.
Namun tiba-tiba Siray Sensaura di kejutkan oleh suara orang yang sedang bersenandung, suaranya menggema seakan berasal dari seluruh penjuru mata angin. Sehingga dia tidak tau dari mana arah datangnya suara itu.

Ketika perasaan itu telah tertanam
Akarnya menerobos masuk ke palung hati
Kerinduan terasa menyiksa ….
Disaat sang bidadari jauh dari raga
Hanya pertemuan yang akan menghapus semua
Perasaan rindu dan kangen yang terus menyiksa jiwa
Air mata yang menetes keluar
Hanyalah salah satu penyelesaian...


Siray Sensaura berdiri,segera diambil dan disimpanya lukisan kekasihnya di balik baju. Dia memandang berkeliling, namun tidak di temui sosok orang yang bersenandung tadi.

“ Suara itu..... sepertinya aku mengenalnya ? , Ah....iya tidak salah lagi ,itu pasti....itu pasti.....Sobat Mahesa Edan
Kemudian Siray Sensaura berteriak keras, mengerahkan seperempat tenaga dalamnya. Suranya keras dan bergema .

“ Sobat Mahesa Edaaan , keluarlah. Aku tau itu kamu. Ayo keluarlah, jangan hanya menggunakan Ilmu Memindahakan Suara saja ...!!


Berulangkali Siray Sensaura berteriak memanggil nama Mahesa Edan, namun yang di panggilnya tidak juga keluar dari persembunyianya. Apakah masih ada di sekitar tempat itu ataukah sudah pergi .


TAMAT


NANTIKAN PETUALANGAN SERU PENDEKAR-PENDEKAR
DARI PADEPOKAN 212
DALAM EPISODE SELANJUTNYA

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home