Friday 3 February 2012

AIR MATA SANG PENDEKAR (11)

Para pemuda yang sejak tadi diam menyaksikan pertempuran itu, kini beranjak bangkit. Mereka segera menyambar golok masing-masing dan bermaksud untuk membatai tiga gadis Siluman Dari Hutan Gondomayit tersebut. Namun sebelum semua itu terjadi mendadak terdengar suara auman harimau yang sagat keras dan menggetarkan tempat itu. Dan entah dari mana datangnya di depan mereka kini muncul seekor hariamu putih dengan mata merah menyala menatap kearah orang-orang yang ada di sekitar tempat itu.

Seekor harimau putih besar berjalan pelan mendekat kerah tubuh ketiga gadis yang tergeletak di tanah. Sementara itu para pemuda yang akan membantai ketiga gadis dari hutan Gondomayit menjadi lumer nyalinya, tubuh mereka bergetar ketakutan.
Siray Sensaura dan Ratna Galih memandang waspada kearah harimau putih. Saat itu pandangan harimau putih menatap tajam bergantian kearah Siray Sensaura dan Ratna Galih. Mendadak terjadi suatau keanehan, samar- samar muncul bayangan seorang kakek berbaju putih dengan jenggot tebal panjang yang juga berwarna putih. Kepala kakek itu mengenakan sorban abu-abu yang ujungnya menjuntai melingkar ke lehernya.
Siray Sensaura seperti mengenali kakek tua yang muncul di hadapanya itu.pandangannya mencoba mengingat kembali kapan dia pernah bertemu dengan sosok kakek yang kini ada di hadapanya.

“ Mohon maaf kakek, apakah benar yang ada di hadapan saya ini adalah Resi Dharupandana ? “, bertanya Siray Sensaura.

“ Hehehehe.....benar sekali anak muda, ternyata masih ada anak muda seumurmu yang mengenaliku “, sambil tertawa terkekeh kakek tua itu menjawab.

Resi Dharupandana adalah seorang tokoh sakti golongan putih yang hidup ratusan tahun silam. Sepak terjangnya sempat menggetarkan dunia persilatan dan menjadi momok yang menakutkan bagi tokoh silat golongan hitam. Dialah orang yang menguasai dengan sempurna Ilmu Singa Lodaya yang dahsyat itu. Bahkan dengan Ilmu Singa Lodaya , Dharupandana pernah mengobrak -abrik sebuah gerombolan sesat yang di pimpin seorang tokoh sakti golongan hitam yang ada di pantai Sadeng, yang merupakan muara sungai besar Bengawan Solo di wilayah jawa bagian tengah.
Siray Sensaura mengetahui siapa tohkoh sakti yang bergelar Resi Singa Lodaya dari cerita yang dituturkan Kiai Gendeng Tapa Tak Tuntas di padepokan212.Namun dia tidak pernah mengira kalau saat ini akan bertemu dengan tokoh sakti tersebut.

“ Anak muda yang bergelar Pendekar Kuas Sakti dan juga Ki Lurah serta semua warga desa Bringinsari, tiga gadis ini adalah cicitku yang telah tersesat jalannya dan menebarkan malapetaka di bumi “.
“ Aku juga memohon maaf atas tindakan yang telah di lakukan oleh ketiga cicitku ini, sekarang aku akan membawa mereka. Semoga kelak mereka bisa kembali menjadi manusia yang akan berjalan di jalan yang di ridhoi Gusti Allah “.

“ Nah...sekarang aku mohon pamit “, perlahan bayangan kakek berjenggot puith itu lenyap, dan kini tampak harimau putih itu mendekati tubuh ketiga gadis yang tergeletak ditanah. Dan satu lagi keanehan terjadi, tubuh ketiga gadi itu lenyap tak berbekas dari tempat semula. Yang kemudian terdengar adalah auman harimau yang menggetarkan malam yang telah beranjak pagi.

Ki Lurah Surya Wiguna dan Ki Wanengpati mendekati Siray Sensaura dan Ratna Galih, mereka mengucapkan terimakasih atas pertolongan dua pendekar sakti itu dan kemudian Ki Lurah mengajak mereka untuk mampi sejenak untuk beristirahat di kediamannya.
Di ufuk timur terlihat warna merah menyemburat, sebentar lagi matahari akan segera terbit. Kokok ayam jago milik warga desa Bringinsari sudah terdengar bersahutan. Rombongan Ki Lurah pun segera meninggalkan tempat itu, Siray dan Ratna Galih ikut bersama rombongan menuju kediaman Ki Lurah Surya Wiguna.

(Bersambung)


0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home