PUKULAN TELAPAK AKAR JAGAD ( Buku 1 Trilogi Pembunuh Bayaran Dari Bukit Bintang )
Kini sosok bayangan hitam berdiri tegak kira-kira lima tombak di depan lelaki tua itu.Rupanya si penyerang gelap itu adalah sosok laki-laki tinggi tegap yang mengenakan pakaian hitam-hitam berbentuk jubah. Di kepalanya mengenakan mantel yang juga berwarna hitam yang menutupi sebagian wajahnya, sehingga wajah di balik mantel itu tidak terlihat jelas.
Sementara
laki-laki tua pemilik pondokan tampak memicingkan matanya mencoba
mengenali siapa penyerang berjubah dan bermantel hitam itu. Di
depannya, sosok lelaki berjubah dan bermantel hitam tetap diam tak
bergerak sedikitpun. Beberapa lama keduanya hanya diam, hingga pada
akhirnya laki-laki tua pemilik pondokan itu membuka suara .
“
Hahahaha.....sepertinya hari ini aku kedatangan seorang tokoh sakti
tanpa tanding dari wilayah kulon “.
“
Bagaimana kabarmu sobatku Latanpanama, ada angin apakah yang
membawamu terpesat sampai ke gubukku ini ?”, lelaki tua si pemilik
pondok bertanya .
Rupanya
dia bisa mengenali siapa sosok berjubah hitam di hadapannya itu.
Akhirnya sijubah
hitam itupun membuka suaranya.
“
Hahahaha....rupanya kau masih mengenali aku Ki Ageng, ingatan
sampeyan ternyata masih hebat juga sehingga bisa mengenali
jurus-jurus yang aku mainkan “, si jubah hitam yang di panggil
Latanpanama berkata.Kedua
sahabat yang sudah lama tidak bertemu itupun kemudian saling
melangkah mendekat dan berangkulan melepaskan rindu.
“
Mari dimas Latan , kita masuk dan ngobrol di dalam gubukku saja. Tadi
pagi aku metik beberapa buah manggis dan aku tahu kamu pasti suka
buah itu “.
Keduanya
kemudian berjalan masuk kedalam pondok kayu yang tidak terlalu besar
itu. Dua orang itu adalah dua orang tokoh sakti golongan putih yang
beberapa tahun lalu pernah bahu-membahu membantu Raja Abhi Wisesa
dari Kerajaan Niskala yang di rongrong pemberontak yang di pimpin
oleh patihnya sendiri yang bernama Dharu Bhiswara dan beberapa tokoh
sakti golongan hitam yang menjadi sekutunya.
Orang
tua pemilik pondokan yang di panggil dengan nama Ki Ageng adalah
salah satu tokoh sakti golongan putih yang selalu malang melintang
membela kebenaran dan membasmi keangkara murkaan dimanapun dia
memijakkan kakinya. Banyak sudah tokoh sakti golongan hitam yang
tumbang ditangannya, sehingga namanya menjadi momok yang menakutkan
bagi orang-orang golongan hitam. Namun saat ini Ki Ageng lebih
memilih mengasingkan diri di tempat terpencil di pinggiran daerah
Pengasih yang masuk wilayah Kulonprogo ini.
Ki
Ageng juga sahabat dari tokoh sakti pimpinan Padepokan Jagat Satria
di puncak Gunung Gede. Sementara laki-laki berjubah hitam dan
bermantel hitam itu di kenal dengan nama Latanpanama yang bisa di
artikan orang yang tidak bernama. Sosok pendekar yang satu ini memang
sangat misterius, setiap kemunculannya selalu mengenakan mantel yang
menutup sebagian wajahnya sehingga tidak terlihat jelas. Seolah
menyembunyikan jati dirinya, kalau ditanyakan namanya, dia akan
selalu menjawab “ panggil saja aku Latanpanama “.
( Penggalan cerita di buku 1 )
( Penggalan cerita di buku 1 )
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home